IntenseDebate Comments - Last 5

Sabtu, 09 Januari 2010

"Mendorong Batu"

Seorang laki-laki sedang tertidur di bawah pohon besar. Kemudian dia bermimpi ada cahaya terang mendatanginya. Dia bermimpi bertemu Tuhan.

Tuhan berkata kepadanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan kepadanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.



Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Berbulan-bulan ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.

Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya."

Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.

"Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya.
"Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan mengadu segala permasalahannya itu kepada Tuhan.

"Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan menjalankan perintah-Mu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?'

Tuhan berkata,"Hambaku, ketika aku memintamu untuk melaksanakan perintah-Ku dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar?”

”Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi ketaatanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmah yang akan Kuberikan kepadamu."

Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpinya, dan bersujud syukur karena ia merasa dan paham bahwa ia telah mendapatkan hidayah-Nya.
*********************
Terkadang, ketika kita mendengar perintah Allah, yang pertama kali kita gunakan cenderung pikiran dan nafsu kita untuk menganalisa keinginanNya, bukan keimanan dahulu yang kita utamakan. Padahal perintah itu jelas kebenarannya.

Sesungguhnya apa yang Allah inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan taat kepadaNya. Dan yakinlah itu adalah kebutuhan kita. Allah tidak butuh ibadah kita. Demi Allah, ketika semua makhluk berpaling dari Nya, maka tidak akan mengurangi sedikitpun kebesaran dan kemulyaan Allah. Dan sebaliknya ketika semua makhluk beribadah kepada Nya, tidak akan menambah sedikitpun kebesaran dan kemuliaan Allah.
Dengan kata lain, taatlah terhadap segala perintah Allah, dan yakinlah bahwa perintah itu adalah kebutuhan kita. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya.

"CCM FB" Read More..

Rabu, 06 Januari 2010

"Sebuah Jam"

Cerita ini mengingatkan aku pada perjuangan untuk menyelesaikan Skripsiku. Hampir putus asa karena aku merasa sudah ga mampu untuk melanjutkan semuanya... hanya bisa berfikir bagaimana aku bisa menyelesaikan tugas ini sampai Januari.


Alkisah, Seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?"

"ha...Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

Tukang jam pun terdiam....
"Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?"

"Apaa..Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali?"
"Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam pun terdiam....

Lalu tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kalisetiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jamdengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 86.400 kali dalam sehari..dan 3.600 kali dalam satu jam..dan tentu saja 31.104.000 kali selama setahun!!!
***********

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun sebenarnya jika kita sudah menjalankannya, ternyata kita mampu, bahkan sesuatu yang mungkin semula kita anggap tidak mungkin untuk dilakukan. Yakinlah kepada Allah! Allah sudah mengukur kemampuan Hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan yang kita hadapi, ada kemudahan di dalamnya.


sumber : jifasmart.blogspot.com
Read More..

Senin, 04 Januari 2010

Kerikil "Renungan Dalam Hati"

"Cobalah, tebarkan kerikil ke dalam air:
Biarkan memercik, dan batu itu pun kan menghilang
Tapi, akan ada belasan riak yang berputar, menjauh dan lepas dari pandang
Lingkaran itu akan menyebar dan mengalir dan tak ada yang tahu kapan akan berakhir

Cobalah, tebarkan kerikil kedalam air, dalam sekejap, mungkin ia tak
terkenang

Namun, akan ada gelombang kecil yang terus mengembang,
Dan gelombang itu, akan terus berpusar, dan mungkin akan menjadi gelombang badai..
Bisa jadi, hanya lewat kerikil, kita kan merusak sebuah sungai

Cobalah, tebarkan caci, dan tekun dalam memaki, dalam sesaat, kata itu
mungkin kan terlupa
Tapi, nanti pasti akan selalu ada jiwa dan hati yang terluka,
Hati itu kan tetap merana, tak ada yang tahu kapan dia tetap ada
Dan bisa jadi, tak ada yang kita bisa perbuat, saat maki sudah tertanam di dada

Cobalah, sampaikan kata-kata benci, dalam sekejap, mungkin ia akan tak
terkenang
Tapi, akan yakinlah, akan timbul jiwa-jiwa pendendam, akan ada airmata yang
berlinang
Dan bisa jadi, dalam derai airmata itu
Akan ada harapan-harapan yang hilang dan membatu

Tetapi,

Cobalah, sampaikan kata-kata bijak dan menyenangkan, dalam semenit ia
mungkin kan terlupa
Namun, yakinlah, akan ada gelombang riak-riak bahagia kan tercipta
Akan ada pusaran-pusaran cinta yang yang terus membesar
Hingga kita seolah tak percaya pada semua kata yang telah kita tebar

Cobalah, sampaikan kata-kata sejuk berisi harapan dan doa, dalam semenit, ia mungkin kan terlupa
Namun, rasa bahagia yang tercipta, akan terus nikmat terasa
Dan kita akan membuat mereka nyaman dengan semua dendang yang kita nyanyikan
Bertahun-tahun lamanya, kata itu kan terus terkenang, walau sekedar ucapan cinta yang kita sampaikan."
--------------------
Di awal tahun ini, semoga kita menjadi Manusia Baru dengan semangat baru,..

Dan di awal ini mulailah dengan Senyuman hangat, kata-kata yang indah, ucapan-ucapan sejuk kepada sesama,dan tak lupa maaf slalu mengiringi semua karena mungkin kita melakukan kesalahan tak terduga,,,

"CCM"
Read More..

Kegagalan

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama.

Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduk perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya, ujar Pak tua itu.Asin.
Asin sekali, jawab sang pemuda itu, sambil meludah kesamping". Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal beliau. Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat pemuda itu selesai mereguk air itu,
Beliau bertanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar," sahut sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Beliau lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda,dengarlah.
Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.

Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu." Beliau melanjutkan nasehatnya. "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

*******
Semua itu tergantung bagaimana persepsi kita tentang kehidupan,,,Allah memang memberi ujian, tantangan, rintangan, kepada kita, namun Dia juga memberi pilihan solusi kepada kita semua,,tinggal bagaimana kita sebagai Hamba-Nya menjalani roda kehidupan,,,

dari : Cerita-cerita Motivasi Facebook
Read More..